Rabu, 25 Agustus 2010

My Name is Aytnatra

My name is Aytnatra. I’m 20, so I’m in a college. I’m, what is it, let’s say stealing everybody’s focus because I’m tall enough, 6,2”, and a little bit skinny. It’s only 35 pounds for my weight. It’s cool. I have a long-black-really messy hair and, sorry but, dandruffs exist. But, for sure, these things don’t disturb me. I have an unordinary foot size, it’s 12. I think it’s big enough for a young boy like me. I can grow bigger, and I think it’s possible. My skin is not that bright. It’s yellow, basically, but my friends say that my face looks pale all over the time. And, my light beard and moustache bring me to a, what can I say, maybe, unique look. I forget something. I have a narrow-small nose, narrow cheeks, small lips, rounded-sexy browned eyes with empty eye contact, long hands and legs, and also strong arms. I wear t-shirt, scratched jeans, sneakers, and a dirty flanel wherever I go. Lastly, the most important thing is
that I have a big, yes, that is, a really big heart.
I’m from a small city called Sogja. It’s not a big city but I really love it. I love to go to the city park, alone or with my lovely girlfriend, Uyaham, sitting and writing something, because you can call it as poem, short story, or anything. That’s just a text for me, but sometime my friends use it as ashtray or make it as a toy plane. That’s just a text and I love making it all the time. I love music, I superbly love it, and theater too. I love art. All kind of it. I have a band, but let’s say that it’s a music group because for me we don’t do what common bands do. How about theater? I’m in love with it. I practice for it in my campus. With my friends that love it too, I practice twice a week. Fair enough for getting a higher step for this. No family surrounding. I will not try talking about it.
More about me? Let’s see. If you want to know more about me, I think it’s not gonna run really good. I don’t know what to tell. I just, you know, can’t do this. I’m drown. Blue sky at noon and dark-shiny night. That’s all I want you to know. And you know what, I don’t really know what it means. But, go on then. I don't eat meat and egg. I don't eat my friends. At least, I have strong base for this choice. It’s not unreasonable. I love this world really much. I know I’m dirty, or maybe nasty but I will not let it happened to my mother earth. I’ll keep it green forever. And once again. No family. It’s lastly enormous.

Jumat, 30 Juli 2010

Poem by Kabir

Are you looking for me? I am in the next seat.
My shoulder is against yours.
you will not find me in the stupas, not in Indian shrine
rooms, nor in synagogues, nor in cathedrals:
not in masses, nor kirtans, not in legs winding
around your own neck, nor in eating nothing but
vegetables.
When you really look for me, you will see me
instantly —
you will find me in the tiniest house of time.
Kabir says: Student, tell me, what is God?
He is the breath inside the breath.


*copied from wikipedia.com*

Kamis, 15 April 2010

sepenggal kata sehabis hujan

bukan embun atau tetesan keringat kumbang yang baru saja terbang
itu air hujan
air ketuban dari langit yang sudah kehilangan keperawanannya
aku tidak menunjukmu sebagai pelakunya
tapi mulai banyak orang yang setuju
air ketuban itu mungkin bercampur dengan air mata malaikat
tapi juga masih mungkin
ketika aku kehilangan kebenaranku
kamu pasti benar
seperti sang langit itu
seperti si malaikat jika kau percaya
air itu diteteskan
tidak anyir atau berbau lain
tapi masih ada bau yang tertinggal
dan aku mulai merasakannya
walau tidak aku jilat dan sentuh
ciuman ini berkata
bau ini adalah bau harapan


17mei2009
20.20

ini ternyata

kalau pagi mau tiba,

dingin juga ternyata.

setelah bulan indah hanya dipandang sebelah mata,

hangat yang mau datang juga hilang ternyata.

layar yang menyala 30 detik kemudian,

membuatku mulai bosan juga ternyata.

lantunan lagu cinta memesona,

kadang untukku ternyata.

penawan hati penguat jiwa,

hanya dia ternyata.


11.07.2009
01:32

belum pagiku

pagi ditatap malas si anjing putih
yang coklat menggonggong lapar dan penuh harap
ikut melangkah tapi tidak sama
anggap saja ini bukan esok harinya
masih salah untuk menaruhkan bahkan hanya mengucapkan
kata, belum kalimat
dan masih pagi
ketika itu masih pagi
pagi
saat dimana matahari masih bertutup mata
ya, hanya pagi yang belum meregang
tapi sampai sorenya, iya



12mei2009
22.22

Minggu, 11 April 2010

kapan temanku......

kapan-kapan saja kita bercerita lagi,
tentang kemunafikan sebuah arti dan definisi,
tentang pengkhiantan sebuah teori...
kapan-kapan saja kita bercanda lagi,
tentang keterbelakangan hati,
tentang pendirian sepi...
kapan-kapan saja kita berbicara lagi,
tentang senar gitar putus,
tentang lagu, irama, dan nada yang halus...
kapan-kapan saja kita berpandangan lagi,
tentang asa yang sangat mudah mati,
tentang sunyi yang menggairahkan hati...
kapan-kapan saja kita bersama lagi,
tentang gaun pengantin putih,
tentang sepatu kaca yang merepih perlahan...




29.03.2010
09:23

Sabtu, 03 April 2010

ketika berpuisi...

ketika itu bukan sebuah jaminan untuk senang...
ketika itu sebuah jaminan untuk diam tenang...

ketika itu matahari mencapai telaahnya...
ketika itu bukan bulan yang menggelar telaahnya...

ketika itu bukan saat untuk mengawinkan batu dan bata...
ketika itu saat untuk mencampurkan kata...

ketika itu bukan musik satir berbaju budaya...
ketika itu alunan melodi bodoh congkak tertawa...

ketika itu cinta sedang bercinta...
ketika itu bukan kasih sedang berkasih...

ketika itu bukan roda bulat yang berputar dengan semangat...
ketika itu roda bergeirigi bermain silat...

ketika itu angin bermain...
ketika itu bukan angin yang lain...



11:33
28.03.2010